HomeArtikelPWRI Siap Menjadi Penggerak Pembangunan Desa

PWRI Siap Menjadi Penggerak Pembangunan Desa

SuaraKarya.id – YOGYAKARTA:
Dalam rangkaian peringatan hari jadinya yang ke-56, rombongan anggota Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) berkunjung ke pusat Laboratorium Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Senin (30/7/2018).

Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua Umum PB PWRI Haryono Suyono dan Sekjen Progo Nurdjaman, serta para wakil ketua dan utusan dari berbagai provinsi. Dewasa ini, para anggota, umumnya dipercaya di daerahnya sebagai pendamping punggawa desa, dalam pembangunan desa dan masyarakat desa di daerahnya.

Rangkaian ulang tahun PWRI yang ke 56, dimulai terlebih dahulu ziarah ke salah seorang tokoh pengurus pertamanya di Solo. Dilanjutkan, pertemuan di Yogyakarta dengan acara tumpengan bersama Gubernur DI Yogyakarta serta silaturahmi.

Setelah acara itu para pengurus dari berbagai daerah bersama – sama memenuhi undangan Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada, bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat drg Ika Dewi Ana MKes PhD, berkunjung ke pusat penelitan Universitas Gajah Mada (UGM).

Sementara, kunjungan itu dimaksudkan mempelajari berbagai inovasi siap pakai. “Itu sungguh sangat penting, karena para anggota PWRI, yang biarpun sudah pensiun sebagai pegawai negeri, tetap dalam kapasitas membantu punggawa desa,” jelas Haryono.

Para anggota PWRI itu tetap turut membangun desa dan keluarganya di desa, mereka masih sangat diharapkan petunjuk dan nasehatnya. Para pensiunan yang tetap menyumbangkan pikiran dan tenaganya bersama masyarakat dan keluarga desa-desa.

Mereka akan makin bijak dalam membawakan dirinya. Dalam kerangka hidup rukun tiga generasi, saling bantu membantu membangun bangsa dan keluarga di desanya.

Mantan Menko Kesra dan Taskin itu menjelaskan, kalau sebelum pensiun para anggota PWRI aktif sebagai Bupati, Sekda, staf inti di Kabupaten atau kota, camat atau kepala desa, pada waktu pensiun tidak sedikit yang masih aktif sebagai Ketua RW, RT atau pemimpin organisasi masyarakat di desanya.

Apalagi, telah dicapai kesepakatan bersama BKKBN dan Kementerian Sosial bahwa para anggota PWRI bisa berkantor pada 7000 kantor pusat informasi KKB di Kecamatan. Sebagai markas bersama dalam kegiatan membantu aparat di kecamatan maupun di desa. Dengan mamahami berbagai informasi inovasi yang dikembangkan oleh perguruan tinggi, para anggota PWRI bisa menyampaikan pengamatannya kepada punggawa desa sebagai bahan Rembug Desa. Untuk diterapkan dalam membangun desa.

Penerapan itu, melalui kesepakatan dalam Rembug Desa, dapat dibiayai dengan dana desa yang dialirkan melimpah ke desa. Karena peserta datang dari berbagai provinsi dan kabupaten, diharapkan inovasi praktis penemuan dari Gajah Mada itu dapat ditularkan ke desa-desa.

Tidak saja di Jawa tetapi juga di desa di luar Jawa, menyebar kemungkinan pembangunan desa yang luas dan bermakna. Semoga banyak inovasi memudahkan rakyat desa membangun dan mencapai kemakmuran yang menggembirakan.

Penulis : Budi Seno P Santo

 

Must Read