HomeBerita PWRIKebersamaan Sesama yang Dinamis

Kebersamaan Sesama yang Dinamis

Haryono Suyono, January 28 2017

Biarpun agak terlambat, para pensiunan anggota PWRI dari Jakarta dan sekitarnya, hari Sabtu ini, tanggal 28 Januari 2017, bersama-sama memperingati Hari Raya Natal dan Tahun baru bersama-sama di Kantor Kementerian Hukum dan Hak-hak Azasi Manusia di Jakarta. Peringatan yang diselenggarakan secara bersama oleh para anggota PWRI dari seluruh Jakarta dan Jabodetabek, termasuk dari kantor-kantor Kementerian dan Lembaga Non Kementerian di Jakarta itu berlangsung secara sederhana, khidmat dan meriah. Panitia bersama terdiri dari wakil-wakil pensiunan yang berasal dari berbagai Kementerian dan Instansi di Jakarta, anggota Pengurus PB PWRI serta simpatisan dari lembaga lain yang bersahabat dengan para pensiunan anggota PWRI.

Konon, sebagai wujud kebersamaan, Panitia Perayaan Natal 2016, bertekad tidak menyelenggarakan Upacara Keagamaan yang mengiringi perayaan Natal, tetapi menyusun acara yang luas dengan mengikut sertakan anggota dari kelompok agama lain. Kebiasaan ini juga berlaku sebaliknya sehingga tumbuh rasa persatuan dan kesatuan di antara para anggota PWRI yang rata-rata sudah berusia lanjut. Panitia itu bergerak bersama-sama merumuskan acara dan menggalang dana untuk acara perayaan kegembiraan para anggota yang sepakat memperingati hari lahir pujaan dalam agamanya. Kebersamaan itu menempatkan para anggota mengangkat toleransi antar umat beragama yang sangat tinggi sesama anggota lain yang diharapkan akan menjadi perekat persatuan dan kesatuan antar anak bangsa yang lebih luas dan berdampak pada generasi yang lebih muda secara nasional.

Panitia yang terdiri dari wakil-wakil dari berbagai Organisasi Pensiunan PWRI yang berasal dari berbagai Kementerian dan Lembaga Non Kementerian secara kompak bersatu menyusun acara dengan melibatkan anggota, anak dan cucunya sebagai realisasi dari kepedulian PWRI terhadap tiga generasi, yaitu para lansia, anak-anak dan cucu-cucunya sehingga tumbuh kesan yang sangat harmonis sebagai cerminan kehidupan berkelanjutan. Seperti biasa acara dimulai dengan menggelar “acara resmi” menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang mengingatkan semua peserta seakan-akan dibawa kembali kepada jaman semasa masih menjabat dan mengikuti upacara kenegaraan yang sangat syahdu. Nyanyian lagu kebangsaan itu disusul dengan selingan lagu-lagu perjuangan para pensiunan yang ingin mengabdi sepanjang hayat. Suatu dorongan kepada semua anggota untuk menganut hidup sehat, tetap tegar dan berjanji pada diri sendiri tetap sehat sejahtera dan mengabdikan seluruh kemampuan fisik dan mentalnya untuk berjuang bersama anak dan cucunya demi kebanggaan dan kesejahteraan bangsa dan negaranya.

Acara disusun mengalir sederhana membawa para peserta seperti bertambah muda mengingat masa ketika mereka masih menjabat sebagai pegawai negeri pada jamannya. Anggota Panitia yang umumnya pada waktu muda adalah pejabat tinggi dengan kerendahan hati bertindak seakan pegawai biasa yang melayani para tamu dan sahabatnya agar merasa nyaman mengikuti acara sederhana yang di masa muda barangkali diselenggarakan oleh anak buah kantornya, tetapi pada waktu pensiun sebagai anggota PWRI tidak jarang anggota Panitia yang di masa lalu hanya “memerintah” anak buahnya, pada waktu ini justru setelah pensiun dan sepuh harus mengerjakan sendiri melayani anggota lain yang sama sepuhnya. Sungguh mengharukan karena kejadian itu seakan menempatkan para anggota yang pernah menjadi pegawai senior mendadak di antara para senior menjadi “junior” kembali. Suatu peristiwa nostalgia yang menambah kebahagiaan di masa tua karena menarik dan selalu mengundang kerinduan.

Para sesepuh yang tidak biasa menyanyi, karena tarikan group penyanji dengan seragam indah dari berbagai anggota pensiunan  yang telah berlatih menyanyi dalam paduan suara bersama, ikut merasakan getaran seni dan dalam hati menjadi ikut bangga berdendang mengikuti irama dengan suka cita. Apalagi pada waktu Pimpinan Agama membacakan sambutan yang menyejukkan hati, para peserta seakan ikut terbawa dalam keheningan yang khusuk dan rasa indah dan sejuk menyatu dengan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa yang sangat dirindukannya.

Dalam rangkaian perayaan hari Natal tahun ini Panitia juga menghadirkan acara kepedulian sosial dari anggota kepada keluarga prasejahtera yang berasal dari kampung-kampung di Jakarta dan sekitarnya. Mereka memperoleh santunan secara simbolis agar kehidupannya bertambah sejahtera. Gerakan ini diikuti dengan anjuran agar keluarga yang lebih mampu bisa menjadi keluarga asuh dan menggerakkan keluarga lain yang dianggap mampu di daerah atau di wilayahnya untuk ikut dalam gerakan Keluarga Asuh mengambil keluarga lain yang kurang mampu mendapatkan santunan agar kalau terjadi sesuatu kepada keluarganya bisa dibantu tidak menjadi keluarga yang makin miskin atau makin sengsara. Gerakan ini mendapatkan dukungan tidak saja dari keluarga yang beragama Nasrani tetapi dianjurkan kepada setiap keluarga yang merasa terpanggil kepada keluarga prasejahtera yang ada di sekitarnya.

Gerakan yang dilakukan oleh PB PWRI dalam setiap kesempatan dimasukkan juga dalam kesempatan Peringatan Hari Natal 2016 yang baru saja diselenggarakan tersebut. Keluarga yang dianggap mampu dianjurkan menjadi Keluarga Angkat bagi keluarga prasejahtera yang ada di desa di sekitar Kantor PB PWRI atau di Posdaya di sekitar Jabodetabek yang sementara ini dibina oleh berbagai perguruan tinggi atau oleh PWRI wilayah Jakarta dan Jabodetabek. Dalam acara tersebut digelar juga upaya mendaftar anggota yang siap menjadi keluarga asuh tersebut.

Kegiatan menggalang Keluarga Asuh itu akan diteruskan pada acara-acara lain yang diselenggarakan oleh PB PWRI atau PWRI di cabang-cabang di seluruh Indonesia. PWRI Peduli menjadi garapan amal ibadah yang akan dilanjutkan melalui kegiatan mengajak para anggota memberi bantuan pengembangan ekonomi anak-anak, cucu dan keluarga lain yang menjadi tetangga keluarga PWRI di mana pun adanya.

Keluarga mampu anggota PWRI diharapkan membantu atau memberi pinjaman seperlunya kepada keluarga kurang mampu untuk menjadi Agen yang menyalurkan sembako kepada keluarga lain yang membutuhkannya. Dengan cara demikian, maka keluarga yang mampu akan membantu keluarga anggota pensiunan yang masih muda menjadi agen dan mendapat keuntungan untuk memelihara anggotanya yang sudah lansia dengan penuh kasih sayang.

Kegiatan keagenan itu akan dimulai di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Apabila ternyata membawa hasil positif akan dilanjutkan ke Cabang-cabang di Jawa sampai ke tingkat Kabupaten dan kota sehingga para anggota PWRI secara tidak langsung membantu rakyat banyak memelihara kesehatan dan kesejahteraan dengan cara sederhana.

(Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum PWRI).

 

Must Read